Jumat, 20 Februari 2015

Mimpi Sederhanaku



Mimpiku  yang ingin banget terwujud dalam waktu dekat ini adalah, pulang dan ketemu sama keluargaku. Untuk sebagian orang mungkin ini bukanlah mimpi yang luar biasa. Tapi, untuk eorang perantauan sepertiku, hal itu sangatlah luar biasa.
Aku ingin sekali pulang ke Ponorogo, ketemu keluargaku. Bilang kalau aku kangen sama mereka, sayang sama mereka. Aku ingin memeluk Ibu. Bermanja-manjaan dipangkuannya dan beliau membelai lembut kepalaku sampai aku tertidur. Aku juga ingin menghabiskan waktu sehari saja bersama mereka. Hanya ada Bapak, Ibu, kakak, aku dan adik. Ya, hanya kami berlima─seperti dulu saat aku dan saudara-saudaraku masih anak-anak. Ada Bapak yang lucu, ada Ibu yang selalu bijaksana dan adil, ada kakak yang emlindungi, dan ada adik yang seperti sahabat sendiri untukku─karena umur kami hanya beda setahun.
Aku ingin mengajak mereka berlibur ke pantai atau piknik ke gunung, atau kemana saja asal hanya kami berlima. Terus nanti bikin tenda di sana barbeque-an, makan bareng, bercanda, bertukar cerita kayak yang sering kami lakukan dulu.
Bukan karena jarak yang jauh (dari Surabaya ke Ponorogo cuma butuh jarak tempuh 5 jam), sehingga aku tidak bisa mewujudkan hal itu. Hanya saja, lagi-lagi pekerjaan yang nggak memungkinkan untuk aku untuk mewujudkan mimpi sesederhana itu, dalam waktu dekat. Setidaknya, aku butuh libur tiga hari untuk bisa pulang dan mewujudkan mimpi itu. Hanya saja, libur tiga hari itu kayaknya mustahil banget untuk waktu dekat ini.
Ya, mimpi yang sederhana. Tapi itu sangat berarti dan ingin sekali aku wujudkan. Akhir-akhir ini, setelah aku dan saudara-saudaraku sudah sama-sama dewasa, sibuk dengan urusan masing-masing─bahkan dua saudaraku sudah berkeluarga─kami jadi jarang sekali berkumpul dan ngobrol santai seperti dulu. Terlebih dua saudaraku sekarang sudah berkeluarga.
Kadang aku suka ngerasa jadi anak durhaka karena untuk sekedar meluangkan waktu demi bertemu orangtua saja nggak bisa. Agak egois memang. Aku lebih memilih pekerjaan daripada orangtua. Untuk kalian yang juga ada diposisiku, pasti mengerti alasan kenapa aku melakukan itu.
Kemudian ada mimpi sederhana yang kedua. Berkumpul kembali dengan sahabat-sahabatku. Vina, Yuyun, Ikka, Umy, Dwi dan Reni. Enam sahabat masa kecilku. Enam sahabat gilaku. Enam sahabat yang juga sering beradu argumen denganku. Yang hanya dengan mereka aku bisa menjadi diriku sendiri. Yang hanya dengan mereka aku bisa merasa bahwa dunia ini begitu indah. Yang hanya dengan mereka, aku merasa bahwa bercanda itu adalah hal yang sangat menyenangkan. Yang hanya dengan mereka, aku bisa bilang bahwa ‘sahabat itu bukan cuma bisa membuatmu tertawa, tapi juga menangis’.
Tidak jauh beda dengan keluargaku, mereka sangat penting bagiku. Mungkin mereka nggak tahu, tapi aku sungguh merasakan itu. Setiap kali pulang, aku selalu menyempatkan untuk bisa berkumpul dengan mereka. Walaupun pada kenyataannya selalu ada yang nggak bisa hadir karena kesibukan masing-masing dari kami.
Dua mimpi sederhana yang ingin kulakukan, karena kenyataannya aku nggak bisa hidup tanpa mereka. Karena aku sangat membutuhkan mereka. Karena mereka adalah bagian dari hidupku. Dan karena mereka, adalah sebagian dari bahagiaku.
Dua mimpi sederhana, yang sulit untuk diwujudkan karena situasi dan kondisi yang tidak mendukung. Satu harapan yang ada, saat lebaran nanti. Semoga, semoga Tuhan berkenan mewujudkan mimpiku itu. Amin.



2 komentar:

  1. jauh dari keluarga memang membuat kita selalu rindu berapapun jaraknya, saya pernah jadi perantau juga mbak jadi paham dengan situasi yang mbak rasakan., semoga impiannya terwujud aamiin. terimakasih atas partisipasinya ya

    BalasHapus