Kamis, 20 November 2014

Saat Putih Abu-abu Menjadi Kenangan



Percaya nggak percaya, masa putih abu-abu atau masa SMA nggak akan pernah hilang dari memori kita, nggak akan pernah lepas dari kenangan kita. Pasti semua akan setuju kalau aku bilang bahwa, masa-masa SMA itu adalah masa yang paling indah. Sejujurnya masa itu adalah masa yang paling aku rindukan dan kalau bisa aku ingin kembali ke masa itu (walau aku tahu kalau itu mustahil… L).
Disana banyak sekali hal yang terjadi. Mulai dari masa orientasi, perkenalan, persahabatan, persaingan, pertengkaran, hingga akhirnya semua itu menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Kalau aku, di masa itulah aku merasa menjadi remaja yang bandel. Suka protes, suka memberontak dan suka menuntut. Aku ingat banget bagaimana bandelnya aku dulu. Seperti anak SMA kebanyakan, sewaktu kelas sepuluh saat masih menjadi anak SMA baru, aku masih sangat patuh dengan peraturan yang ada di sekolah. Begitu naik ke kelas sebelas, perubahan itu mulai terjadi.
Yang tadinya kemeja dimasukkan dengan rapi, berubah jadi nggak pernah dimasukkan. Rok yang tadinya panjang di bawah lutut, berubah jadi pendek selutut. Kaos kaki yang tadinya panjang sebetis, berubah jadi pendek semata kaki. Dan rambut yang tadinya hitam legam, berubah warna jadi biru keunguan.
Belum lagi kebiasaan telat saya setiap hari. Malamnya begadang gara-gara nonton film kalau nggak baca novel, paginya bangun kesiangan, ketinggalan bus, telat sampai sekolah, minta surat izin guru piket, kena omel panjang lebar. Dan yang paling bikin malu adalah, hukuman sosial yang berupa tugas mencabuti rumput lapangan dan bersih-bersih ruang guru. Duhh…. malunya guys. Belum lagi nanti pas sampai kelas masih kena omel lagi sama guru.
Kemudian diberlakukannya peraturan baru oleh guru ekonomi di sekolahku (emang dasar guru ekonomi, yang ada dipikirannya cuma uang melulu). Jadi, setiap kali terlambat masuk kelas, waktu itu kena denda uang. Baju nggak dimasukkan juga kena denda uang. Sampai akhir tahun itu uang hasil pelanggaran bisa dipakai buat sewa bus untuk rekreasi bersama (serius, nggak bohong) karena saking seringnya murid-murid melanggar dua peraturan itu.
Hal-hal kayak begitulah yang sebenarnya sangat aku rindukan. Candaan di kelas pas jam pelajaran, nge-bully teman bahkan sampai nge-bully guru sampai bikin beliau nangis (yang ini jangan ditiru… dosa!) sorakan-sorakan norak, teriakan-teriakan jahil. Bolos pelajaran, bolos sekolah. Nongkrong di UKS sampai akhirnya kena omel guru jaga karena berantakin UKS. Nongkrong di KOPSIS pas jam pelajaran sambil nonton acara musik. Nongkrong di belakang kelas. Nyolong mangga di kebun sekolah. Bolos jam olahraga dengan alasan nyeri datang bulan. Telat di ahri Senin dan nggak ikut upacara yang akhirnya dihukum hormat di bawah tiang bendera kalau enggak disuruh keliling sekolah sambil bilang ‘saya terlambat datang ke sekolah, saya tidak ikut upacara, dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi’ (tapi masiiih saja dilanggar). Duhh… masa-masa konyol bin bodoh itulah yang sangat bikin kangen.
Satu lagi yang nggak pernah lepas dari masa SMA. Cinta. Iya, C.I.N.T.A. Love. Naksir teman sekelas, naksir kakak kelas, naksir si kapten basket yang populer, naksir ketua OSIS yang nerd tapi pinter dan ganteng, naksir cowok kelas sebelah yang cool. Kalau aku pribadi, dimasa inilah aku mengalami yang namanya cinta pertama. Karena sampai sekarang pun aku masih menyukai orang itu (curhat colongan… J).
Mojok berdua di kantin, ngobrol berdua di bawah pohon trembesi depan sekolah, janjian ketemu di toilet pas jam pelajaran, pulang bareng, duduk sebangku. Eitsss…. Tapi aku nggak punya sejarah tentang hal-hal yang baru kusebutkan, lho. Itu yang aku lihat dari teman-temanku (serius, nggak bohong).
Dan akhirnya perpisahan itu pun terjadi. Selepas SMA, semua sibuk menggapai mimpi untuk masa depan. Komunikasi semakin jarang, pertemuan jauh berkurang. Sampai akhirnya lost contact dan nggak pernah bertemu selama bertahun-tahun.
Kenangan-kenangan itu sering melintas baik saat kita sadar maupun dalam mimpi kita. Kita merindukan masa itu, ingin mengulang masa itu, tapi kita nggak bisa mewujudkannya. Kini, semua menjadi sibuk dengan urusan masing-masing. Bahkan nggak jarang masa SMA itu hanya sekedar kenangan untuk sebagian orang.
Sapalah sahabat-sahabat SMA kalian dulu. Biar bagaimana pun, mereka menyumbang kenangan dalam memorimu. Biar bagaimana pun, kamu pernah berbahagia bersama mereka. Kalian pernah sama-sama bercita-cita. Kalian pernah bercanda tawa, kalian pernah saling mendukung, kalian pernah gila-gilaan bareng.
Jangan biarkan kesibukanmu sekarang menjadi dinding pembatas yang akhirnya menjadi semkain tinggi karena kamu nggak pernah berusaha untuk meruntuhkannya. Sapalah mereka, sebelum kalian menyesal karena terjadi sesuatu yang nggak memungkinkan kalian bertemu lagi dengan mereka.

Anis
^_^


Berikut adalah beberapa quotes tentang persahabatan.

“Saat-saat seragam putih abu-abu mendominasi. Hari-hari yang dimuali dengan kejamnya orientasi, lalu perkenalan, lalu persahabatan, lalu kenangan.” ~Winna Efendi (Remember When)

“A friend is someone who knows all about you and still loves you.” ~Elbert Hubbard

“Berikan senyuman tuk sebuah perpisahan. Kenanglah sahabat… kita untuk slamanya.” ~Bondan Prakoso (Kita Slamanya ♫)

“But when we leave this year we won't be coming back. No more hanging out cause we're on a different track. But when we leave this year we won't be coming back.” ~Vitamin C (Graduation ♫)


3 komentar:

  1. wahahahaha bandel kakak ya waktu SMA hahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaaa.... begitulah. Tapi percayalah, kebandelan itu yang suatu saat akan membuat kita merindukan SMA.

      Hapus
  2. masa SMA adalah masa yang takan pernah terlupakan dalam sejarah hidup kita,karena di masa putih abu-abu ini kita mencari jadi diri kita mulai dari yang namanya cita hingga cinta.

    BalasHapus