Sabtu, 13 Desember 2014

Disaat Tuhan Menegur Kita




Kali ini mau membahas sesuatu yang agak berat. Yaitu tentang, sakit.

Seringnya kita lupa kalau tubuh kita ini nggak mungkin akan selalu sehat. Sedisiplin apa pun kita mengatur asupan makanan, olahraga, dan istirahat yang cukup. Bahkan, dengan gaya hidup sehat yang kita terapkan sekali pun, resiko untuk terkena penyakit itu selalu ada. Entah ringan atau pun berat. Kita tidak pernah tahu bukan, apa rencana Tuhan untuk kita?

Kalau menurut saya, penyebab kita terkena sakit itu ada tiga hal. Yang pertama, karena gaya hidup kita yang tidak sehat. Kedua, faktor keturunan (tahu kan, kalau ada beberapa sakit yang memang bisa menurun ke generasi selanjutnya?). Dan ketiga, cobaan.

Disaat kita sehat, kita sering berbuat sesuatu yang sebut saja ‘salah’. Dalam hal apa pun. Mungkin kita suka jahat terhadap orang lain, berbicara kasar, melawan orangtua, melakukan kecurangan-kecurangan dan masih banyak lagi kesalahan yang lainnya. Kemudian, Tuhan menegur kita dengan sakit. Sebenarnya kita harus bersyukur karena itu artinya Tuhan masih menyayangi kita. Tapi, tidak sedikit pula orang yang sudah ditegur dengan sakit, tetapi dia masih tetap saja melakukan kesalahan-kesalahan.

Saat ini, saya bekerja di sebuah Yayasan Sosial di Surabaya. Empat kali dalam seminggu kami mengadakan bakti sosial pengobatan dengan metode Therapy Longevitology (terapi energi alam). Banyak sekali orang yang datang untuk berobat. Berusaha untuk memperpanjang umur. Berjuang untuk sembuh. Mulai dari yang sakit ringan sampai sakit berat seperti tumor, kanker, AIDS, ALS, lupus dan berbagai macam sakit berat lainnya.

Saya suka mengamati pasien-pasien tersebut. Ada yang legowo menerima sakitnya dan telaten melakukan pengobatan. Tetapi tidak sedikit pula yang tidak bisa menerima sakitnya kemudian mereka menjadi pribadi yang sangat menyebalkan. Terlalu sensitif dan mudah tersinggung, kasar, temperamental.

Saya bersyukur Tuhan menempatkan saya dalam posisi saya saat ini (bekerja di tempat kerja saya yang sekarang dan bisa melihat orang-orang sakit tersebut). Saya jadi banyak berpikir, bahwa ketika kita sehat seringnya kita melupakan kewajiban kita terhadap Tuhan, sering melakukan kesalahan-kesalahan. Dari sini pula saya jadi sadar bahwa sakit datang tidak memandang gender, usia, status sosial, status ekonomi, ras. Sakit bisa menyerang siapa saja.

Inti dari apa yang saya sampaikan di atas adalah, di saat kita sehat, marilah kita berbuat sesuatu yang bermanfaat, menjadi orang yang baik, yang berguna untuk orang lain, tidak melupakan Tuhan. Jangan menunggu ditegur dulu baru kita mau bertobat dan berbuat baik.

Semoga, cerita saya di atas bisa bermanfaat untuk orang lain. Dan bisa menjadi pengingat bahwa masih ada Tuhan di atas kita yang siap menegur kita setiap saat dengan caranya yang kadang cukup sulit untuk kita terima. Tapi percayalah, Tuhan tidak akan menguji kita di luar batas kemampuan kita.



^_^

Anis




2 komentar: