Jumat, 27 Desember 2013

Haruskah Mempertahankan Orang yang Tidak ingin Dipertahankan?


Beberapa waktu yang lalu saya mendapat sms dari seorang teman. Dia yang lama sekali tidak menghubungi saya, tiba-tiba menghubungi saya hanya untuk menanyakan sebuah alamat. Setelah saya tanya, akhirnya dia bercerita mengenai masalah yang dia hadapi saat itu. Dari situ saya jadi tahu bagaiman cara menyikapi masalah seperti itu.
Masalahnya 
adalah, teman saya itu cemburu yang nggak beralasan pada pacarnya. Hanya menebak-nebak tanpa mengutarakan pada pacarnya. Lama-kelamaan dia jadi stres dan memutuskan untuk clubbing demimengurangi stres tersebut. Entah dari mana dan bagaimana caranya, pacarnya itu tahu kalau teman saya itu clubbing.
Pacarnya itu kecewa dan nggak menyangka kalau cewek yang sepenglihatan dia sopan, baik, rajin ibadah, pandai mengaji, ternyata doyan clubbing. Cowok mana sih yang mau sama cewek yang hobinya clubbing? Ya hanya cowok yang doyan clubbing juga. Itu pun nggak semua. Karena setahuku, sebrengsek apapun cowok, kalau untuk serius dia pasti cari cewek baik-baik.
Nah, setelah mengetahui hal itu si cowok itu marah. Ditelepon nggak diangkat, di sms nggak dibalas (diiih,, dangdut banget ). Karena saking cintanya sama pacaranya tersebut, teman saya itu sampai rela bela-belain datang ke Surabaya ( dengan jarak tempuh darat selama lima jam ) hanya untuk mencari pacarnya itu dan menjelaskan duduk permasalahan.m
Yang ada dipikirannya saat itu hanya satu. Yaitu mendapat maaf dari pacarnya itu. Dan akhirnya dia tidak bertemu dengan pacarnya itu karena masih saja tidak bisa dihubungi. Pulanglah dia dengan membawa sakit hati.
Kesimpulannya adalah :
1.       Kalau kita curiga akan sesuatu dari pasangan kita, selidiki terlebih dulu. Setelah mendapat bukti baru menanyakan pada pasangan kita. Jangan asal ambil kesimpulan.
2.       Sedepresi apapun kita, sesumpek apappun pikiran kita, seberat apapun masalah kita, clubbing bukan jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah. Nikmat yang kita dapat hanya sesaat. Setelah itu juga akan kembali segala perasaan nggak enak dan sakit yang kita rasakan. Percayalah, nggak ada masalah yang nggak bisa diselesaikan. Masalah muncul, untuk diselesaikan. Bukannya bertindak konyol dan malah menimbulkan masalah baru.
3.       Saat kita berbuat salah pada pasangan, segeralah minta maaf. Kalau memang dia serius cinta sama kita, disaat kita melakukan kesalahan dia akan membimbing kita untuk keluar dari kesalahan itu. Menasehati kita lah paling tidak. Mau mendengarkan penjelasan kita atas kesalahan yang kita buat.
4.       Kalau setelah berkali-kali kita minta maafbahkan sampai melukai harga diri kita sebagai seorang cewek ( ngejar-ngejar cowok ) demi meminta maaf padanya dengan cara yang seharusnya nggak etis buat dilakukan seoran cewektapi dia tidak juga mau memafkan dan keukeuh minta putus, ya sudah. Lepaskan! Itu artinya dia nggak serius. Toh kesalahannya adalah ‘si cewek clubbing dan itupun baru pertama kali. Dan itupun lagi, juga karena kesalahpahaman atas dirinya si cowok’. Bukan sebuah dosa besar atau kesalahan besar. Jadi tidak perlu berlebihan seperti itu. ( ya walaupun apapun alasannya, clubbing itu nggak boleh dibenarkan )
So, ladies, Cowok nggak hanya dia. Masih banyak cowok yang mau menerima segala lebih dan kurangnya kita. Yang mau menuntun kita kejalan yang seharusnya. Yang mau mengingatkan kita saat kita berbuat salah. Jadi, buat apa sih mengemis-ngemis maafnya dia? Buat apa mempertahankan orang yang nggak mau dipertahankan? Mengejar-ngejarnya untuk minta balik? Nggak ada gunanya. Lepaskan! Dan move on. Tuhan sudah menyiapkan seorang yang akan membuatmu bahagia.



1 komentar:

  1. Yuup.. Setuju kita gak bisa langsung ngejudge, tapi terkadang Cinta mungkin buta, tapi kadang, untuk bisa melihatnya dengan lebih jelas, kita hanya butuh kacamata yg pas.

    Tapi menurutku masalah mereka berdua adalah tidak adanya komunikasi. Kalo menurut raditya dika. Temenmu harus segera Pindah. Memindahkan hatinya untuk orang yg gak serius ke orang yg mungkin lebih serius.
    Hidup penuh dengan ketidakpastian,
    tetapi perpindahan adalah salah satu
    hal yang pasti. Kalau pindah diidentikkan dengan kepergian, maka kesedihan menjadi sesuatu yang mengikutinya..... Padahal, untuk melakukan pencapaian lebih, kita tak bisa hanya bertahan di tempat yang sama. Tidak ada kehidupan lebih baik yang bisa didapatkan tanpa melakukan perpindahan. Kita harus berpikir, ternyata untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, temen kamu gak perlu menjadi manusia super. Dia hanya perlu menjadi manusia setengah salmon: berani pindah. (Radityadika)

    BalasHapus