Minggu, 18 Januari 2015

CINTA ITU adalah . . .

Warung Blogger

Sering saya bertanya pada diri sendiri atau pun orang lain. “Cinta itu apa, sih?”. Banyak juga jawaban yang saya dapat. Mulai dari yang standar seperti, “Perasaan suka, sayang, dan ingin memiliki terhadap seseorang atau suatu hal”. Ada juga yang menjawab dengan kalimat puitis dan agak-agak bikin boring. Katanya, “Cinta itu adalah perasaan agung yang nggak bisa didefinisikan melalui kata-kata, melainkan melalui perbuatan”. Ada juga yang menjawab, “Cinta itu adalah perasaan menyukai dan menyayangi tanpa mengharapkan untuk memilik”. Nah, yang satu ini agak nggak setuju. Kalau buat saya, cinta itu harus memiliki. Jadi, perjuangkan dan usahakan untuk memilki sesuatu yang kamu cintai tersebut. Buat apa hanya mencintai tapi nggak bisa memilki? Buang-buang waktu dan tenaga, tau.

Yang lebih konyol dan nggak masuk akal adalah jawaban ini. Bahwa, “Cinta itu nggak harus memiliki. Cinta itu seneng, saat melihat orang yang kita cintai bahagia meskipun bukan dengan kita”. Bah! Munafik banget sih yang ngomong kayak begitu. Nggak realistis. Faktanya, nggak ada orang yang bahagia melihat orang yang dicinta, mencintai orang lain yang bukan kita. Kita hanya bisa melihatnya tapi nggak bisa memilki. Kita menangis saat dia tertawa. Dada kita sesak saat melihat matanya berbunga-bunga saat duduk berdampingan dengan pasangannya di pelaminan. Demi apa pun, itu sangat menyiksa. Bunuh diri secara perlahan.

Kalau cinta, ya kejar. Nyatakan. Ditolak atau diterima, itu sudah jadi konsekuensi dari perasaan cinta itu sendiri. Kalau diterima ya syukur Alhamdulillah. Kalau enggak, ya sudah. Lupakan. Kemudian lanjutkan hidupmu. Cewek atau cowok nggak cuma dia saja.

Kembali ke masalah C.I.N.T.A. Definisi cinta menurut saya juga ada banyak. 

Cinta adalah, perasaan suka dan sayang terhadap suatu hal. Cinta itu, saat kita menangis ketika merindukan seseorang namun tidak bisa bertemu. Cinta itu, perasaan berbunga-bunga saat berada di dekat objek yang kita cinta. Cinta itu, merasakan sesak di dada saat berhadapan dengannya, namun tidak bisa menyentuhnya. Cinta itu, saat kangen sama Bunda, tapi cuma bisa mendengar suaranya.

Banyak yang aku cintai di dunia ini. Aku cinta Bunda. Aku cinta keluargaku. Aku cinta sahabatku. Aku juga mencintai buku. Aku mencintai dunia tulis menulis. Aku mencintai senja dan cahaya jingga. Aku mencintai gunung dan wangi alam. Aku mencintai cahaya di antara gelap. Aku mencintai film-film action yang penuh adegan tembak-tembakan. Aku mencintai bunga-bunga.

Tapi, cinta nggak melulu tentang tertawa. Cinta juga tentang menangis, mengikhlaskan, dan menerima. Jangan biarkan cinta memperbudak kita. Tergila-gila sampai melupakan realita. Sedih, sampai terjatuh ke dasar terbawah kehidupan. Patah hati, kemudian bunuh diri. Disini saya ingin membicarakan cinta terhadap manusia. Tepatnya lawan jenis. Kalau memang kita mencintai seseorang dan ingin memilikinya, kejar dan nyatakan. Seperti yang sudah saya bilang diatas. Ditolak dalam urusan percintaan itu adalah hal yang wajar.

Nggak bosan-bosannya saya bilang. Kalau memang cinta, ya kejar. Nyatakan. Ditolak sekali, kejar lagi. Ditolak kedua kali, kejar lagi. Ditolak ketiga kali, lepaskan! Ingat, cowok atau cewek nggak cuma mereka. Move on, dan lanjutkan hidupmu. Kejar cinta-cinta yang lain.

Kita juga akan sering menangis karena cinta. Ditolak, bersaing, diabaikan. Saling menjauh padahal saling mencintai, karena situasi dan kondisi yang tidak mendukung. Inilah cinta yang sangat menyesakkan. Disaat perasaanmu terbalas. Disaat rindumu disambut. Namun, segala sesuatunya nggak mengizinkan kalian untuk bersatu. Ya. Orang yang saling mencintai pun tidak bisa bersatu selamanya dalam ikatan pernikahan, dengan berbagai alasan. Karena ternyata, dalam pernikahan, takdir itu lebih memegang peran penting ketimbang jodoh.
Cinta nggak pernah salah. Perasaanmu itu… nggak pernah salah. Cinta hanya datang sedikit terlambat. Yang salah hanyalah waktu dan tempat yang nggak tepat.
Maka, sebelum memutuskan untuk mengenal cinta, persiapkan dirimu untuk menerima segala konsekuensi dalam urusan per-CINTA-an. Agar saat kita merasakan sisi nggak enaknya dari cinta, kita sudah siap. Agar kita tetap waras saat cinta tidak memihak pada kita.

@AntikaAnis

Screenshot bukti follow











2 komentar:

  1. Persiapkan untuk konsekuensi. Betul banget. Karena nyatanya dapetin cinta, kejar, tembak, ditolak, lepas gak semudah itu. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tepat. Kenyataannya hal itu sangatlah sulit.

      Hapus