Judul | : Menikahlah Denganku |
Genre | : Fiksi Romance |
Penulis | : Annisa Adrie |
Penyunting | : Pratiwi Utami |
Desain Cover | : @labusiam |
Pemeriksa Aksara | : Yntan |
Penata Aksara | : Martin Buczer |
Digitalisasi | : Rahmat Tsani H. |
Penerbit | : Bentang Pustaka |
Terbit | : 2014 |
Tebal | : 254 halaman |
ISBN | : 976-602-291-073-2 |
“Pada kenyataannya, sebuah masalah memang harus dihadapi dengan ksatria. Bukan malah ditinggal lari karena dia akan semakin kuat menjadi hantu pikiran yang ingin akal sehatku mati.”
Menikahlah
denganku menceritakan tentang kehidupan pra
wedding si tokoh utama yaitu Jenna. Jenna dan Satura adalah sepasang
kekasih yang seperti tak terpisahkan. Karena sudah merasa saling mencintai,
Satura pun melamar Jenna di sebuah masjid yang ingin dia gunakan untuk akad nikah
dengan Jenna nanti. Ini yang sukses bikin aku ngiri. Betapa seriusnya niat
Satura karena melamar saja di masjid.
Niat
pernikahan mereka nggak berjalan mulus. Banyak banget rintangannya. Saat
tanggal lahir Jenna dan Satura dihitung-hitung oleh Eyang Kakungnya, ternyata
nggak ketemu. Iya, hitung-hitungan tanggal menurut adat Jawa gitu. Bagian ini
yang bikin aku benar-benar was-was. Bagaimana kalau hal itu terjadi padaku dan
batal nikah cuma gegara hitung-hitungan tanggal nggak ketemu. Sampek aku
bela-belain telepon Ibu malam-malam buat tanya hal itu. Syukurlah, keluargaku
nggak terlalu menerapkan hal itu.
Tapi
walaupun hitungan tanggal nggak ketemu, Jenna berkeras untuk tetap menikah
dengan Satura. Akhirnya keluarganya pun menerima dan mencari solusi tentang masalah
ini.
Lalu
masalah kedua muncul akibat konsep nyeleneh yang diinginkan Jenna. Pernikahan
ala-ala negeri tengah hutan dengan menggunakan cocktail dress bukan baju dodot seperti yang diinginkan kedua
orangtuanya. Karena sikap ngeyelnya Jenna inilah yang akhirnya membuat
hubungannya dengan orangtua menjadi renggang. Bahkan Jenna nggak menyertakan mereka
dalam persiapan pernikahannya. Agak-agak kesel juga sama sikap ngeyel Jenna
ini.
Kemudian
masalah ketiga muncul, Satura yang terkena tipu oleh customernya harus rela kehilangan uang puluhan juta─yang
dipersiapkan untuk dana pernikahannya dengan Jenna. Karena merasa marah dan
kalut, Satura pergi untuk memanjat tebing seperti yang selalu dia lakukan. Di
situlah terjadi kecelakaan yang membuat Satura lumpuh. Satura menjadi seperti
zombie. Hidup, bernapas, tapi nggak punya gairah. Nggak mau ngapa-ngapain bahkan
mengabaikan Jenna.
Disaat-saat
terjatuh seperti inilah ada seorang sahabat ayang selalu ada untuk Jenna.
Namanya Rigel. Cowok konyol yang katanya Jenna mirip Rio Dewanto. Dia itu
sahabat yang baik banget. Selalu ada buat Jenna. Selalu menguatkan saat dia rapuh.
Perhatian banget sama sahabat. Mereka itu sahabat sehidup sekarat. Nggak terspisakan.
Konyol. Gila. Justru kisah merekalah yang sangat aku suka di sini. Karena
memang si Rigel ini aslinya suka sama Jenna.
“Yang
sabar ya, Nyet. Jodoh lo nggak bakalan lari, mungkin lagi dipinjem orang aja.
Entar kalau udah bosen juga dibalikin ke lo. Berdoa aja dia dikembalikan ke lo
sebelum uzur.”
Bahkan
Rigel juga yang akhirnya berhasil meyakinkan Satura kalau semua akan baik-baik
saja. Pernikahannya dengan Jenna akan baik-baik saja walaupun dia lumpuh. Toh
Jenna juga sudah menerima. Rigel jugalah yang mempersiapkan pernikahan mereka
yang sempat gagal. Menyiapkan segala sesuatunya sampai benar-benar beres.
Endingnya
yang membuat hati teriris banget. Siapa pun yang jadi Jenna, nggak yakin deh
bakal bisa menerima dengan lapang dada. Pas hari akad nikah, saat Jenna dan
seluruh keluarganya serta para undangan sudah berkumpul, Satura nggak kunjung
datang. Rigel mendatanginya. Dan dengan gampangnya Satura bilang kalau nggak
bisa menikah dengan Jenna. Karena dia terlalu mencintai Jenna dan dia nggak mau
membebani Jenna dengan keadaannya. Dia juga melupakan bagaimana perjuangannya
mendaki Semeru dengan menggunakan kruk demi memetik edelweiss yang akan
digunakan sebagai mahar. Sumpah, sebel banget sama Satura. Dia itu, bodoh
banget. Huhh…. Jadi emosi diriku. Padahal Jenna dan keluarganya itu sudah mau
menerima dia apa adanya, lho. Belum tentu orang lain mau.
Tapi
akhirnya Jenna tetap menikah, kok. Tapi bukan sama Satura si pengecut itu [kan,
masih emosi saya]. Melainkan sama Rigel, sahabatnya tadi.
Dan, inilah quotes favoritku yang ada dalam novel Menikahlah Denganku :
- Setipis apa pun, pernikahan akan melahirkan sekat antara seseorang yang menikah dengan kehidupan di luar rumah tangganya. Seseorang yang menikah akan memiliki garis teritori yang tegas dalam hidupnya.
- Bukankah mandat tertinggi untuk mengatur hidup kita adalah kita sendiri?
- Hal terberat yang kita lalui adalah kita sama-sama berjuang untuk saling melupakan. Tapi, semakin kita menjauh, ternyata simpul di hati kita semakin kuat menaut.
- Demi sempurna aku telah menafikan banyak hal. Namun, demi sebentuk cinta yang sempurna, aku mengerti bahwa hati yang tulus mencintaiku tanpa ragu adalah hati terbaik yang selayaknya akan kupercayakan seluruh cinta kepadanya.
- Bahwa tak selamanya segala yang sempurna adalah tujuan.
judul bukunya cocok buat yang ngelamar, mungkin buat para laki yang mau ngelamar bisa ngasih buku ini, xD dan eheem gue cuma mau mengaminkan ini aja,,
BalasHapus“Yang sabar ya, Nyet. Jodoh lo nggak bakalan lari, mungkin lagi dipinjem orang aja. Entar kalau udah bosen juga dibalikin ke lo. Berdoa aja dia dikembalikan ke lo sebelum uzur.”
aamiin ya Allah :)
Hahaa.... Tapi kayaknya ini buku kurang tepat kalo buat kado lamaran. Sedih banget. Bikin orang mikir banyak dulu sebelum akhirnya mutusin buat nikah
Hapusaku hanya butuh istri .. menikahlah denganku
BalasHapushttps://www.youtube.com/watch?v=gp_QgoRhF60