Saya sangat setuju dengan statement yang mengatakan bahwa ‘pola makan terbukti berhubungan erat dengan kondisi kesehatan seseorang’. Karena saya sudah mengalami serta membutikannya sendiri.
Dulu, saya memiliki kebiasaan buruk
untuk tidak sarapan setiap pagi. Awalnya karena bangun yang selalu kesiangan
sehingga saya tidak memiliki cukup waktu untuk sarapan. Hasilnya, saya
menderita sakit maag yang lumayan parah. Lambung saya ini sekarang tidak bisa
menerima minuman bersoda dan kafein. Sekecil apa pun kandungan kafein dan soda
tersebut. Kalau saya nekat minum, ujung-ujungnya saya akan terkapar selama
berhari-hari karena makanan jadi tidak bisa masuk ke lambung sama sekali.
Kemudian kebiasaan buruk saya yang
kedua, suka ‘camilan bego’ yang dijual di mini market-mini market. Seringnya
camilan itu mengandung zat pengawet, zat pewarna buatan dan MSG yang berlebihan.
Suatu ketika saya mendapati ada benjolan di payudara sebelah kanan saya. Kata
dokter yang pertama, ini hanya pembengkakan kelenjar susu. Kemudian dokter
kedua menyebutkan benjolan ini bukan jenis parah, tetapi harus segera ditindak
dengan opersai. Saat itu saya syok dan takut.
Saya merasa hal itu nggak adil
karena saya penyuka sayur dan buah. Saya juga nggak selalu mengkonsumsi daging.
Tapi kenapa saya mendapat sakit itu? Setelah saya berpikir, saya baru sadar
dengan kebiasaan buruk saya saat masih remaja dulu. Penggemar ‘camilan bego’.
Setelah didiagnosis sakit tersebut,
saya sempat menjadi vegetarian. Hanya makan sayur dna buah saja. Tapi kemudian
kata dokter hal itu nggak harus dilakukan. Yang terpenting adalah menjaga pola
makan dan mengurangi makanan berlemak serta berhenti mengkonsumsi makanan yang
mengandung pengawet dan MSG.
Kemudian sampai sekarang saya sangat
berhati-hati sekali menjaga pola makan. Selalu mengusakan untuk makan tiga kali
sehari. Sarapan, makan siang dan makan malam tepat apda waktunya. Menunya juga
harus selalu ada sayur. Saya mengurangi konsumsi daging dan ayam, juga
camilan-camilan bego yang biasa saya konsumsi dulu. Serta memperbanyak minum
air putih. Karena percaya atau tidak, air putih itu sangat bagus manfaatnya
untuk tubuh kita.
Sudah sama-sama kita ketahui, kalau
kita kurang minum maka keseimbangan tubuh kita akan terganggu. Parahnya kita
bisa terkena dehidrasi yang bisa berakibat pada kematian. Saya memiliki sebuah
cerita tentang air putih. Saat remaja dulu, Ibu saya menderita lemah jantung
parah. Setiap mendengar suara keras sedikit saja dia akan langsung menangis.
Sedikit tertekan, dia akan langsung lemas dan sakit. Kemudian dokter beliau
menyarankan, untuk lari pagi setiap hari sampai badan merasa lelah dan tidak
mampu untuk bergerak lagi. Kemudian setelahnya minum air putih sampai
benar-benar kenyang. Ibu saya melaksanakan saran dari dokter tersebut selama
beberapa bulan.
Setelah merasa kondisi jantungnya
membaik, Ibu saya kembali periksa ke dokter. Dokter bilang, kemajuan kesehatan
jantung Ibu sangat baik. Sampai akhirnya Ibu dinyatakan sembuh sampai detik
ini, beliau sudah berusia lima puluh tahun lebih. Nah, itulah contoh sederhana
tentang betapa bermanfaatnya air putih bagi tubuh kita.
Intinya, untuk mendapatkan hidup yang
berkualitas dan selalu sehat, mengatur pola makan itu sangatlah penting. Dengan
cara mengkombinasi makanan dari sayuran, buah, karbohidrat dan protein hewani
serta air putih setiap hari─intinya konsumsi antara karbohidrat, sayur, buah
dan protein hewani haruslah seimbang. Serta tidak mengabaikan jadwal makan.
Sarapan antara jam tujuh sampai jam sepuluh pagi, makan siang antara jam dua
belas sampai jam dua, dan makan malam antara jam enam sampai jam delapan.
Dengan pola hidup yang lebih baik, maka kita akan mendapatkan hidup yang
berkualitas juga.
Hmmm... ampe skr aku jg blm teratur makannya mba.. apalagi sarapan, yg udhlah bisa diitung pake jari dlm sebulan...bnykan skip, trs lgs k makan siang -_-. pdhl si mba ART sbnrnya udh nyiapin tiap pagi, tp ttp aja ga kesentuh.
BalasHapusAduh, Mbak. Bener-bener jaga makan deh. Nanti kayak aku, lho. Lambungku ini sekarang nggak mau nerima caffein. Sedikit apa pun itu.
Hapus