Mimpiku yang ingin banget terwujud dalam waktu dekat ini
adalah, pulang dan ketemu sama keluargaku. Untuk sebagian orang mungkin ini
bukanlah mimpi yang luar biasa. Tapi, untuk eorang perantauan sepertiku, hal
itu sangatlah luar biasa.
Aku
ingin sekali pulang ke Ponorogo, ketemu keluargaku. Bilang kalau aku kangen
sama mereka, sayang sama mereka. Aku ingin memeluk Ibu. Bermanja-manjaan
dipangkuannya dan beliau membelai lembut kepalaku sampai aku tertidur. Aku juga
ingin menghabiskan waktu sehari saja bersama mereka. Hanya ada Bapak, Ibu,
kakak, aku dan adik. Ya, hanya kami berlima─seperti dulu saat aku dan
saudara-saudaraku masih anak-anak. Ada Bapak yang lucu, ada Ibu yang selalu
bijaksana dan adil, ada kakak yang emlindungi, dan ada adik yang seperti sahabat
sendiri untukku─karena umur kami hanya beda setahun.
Aku
ingin mengajak mereka berlibur ke pantai atau piknik ke gunung, atau kemana
saja asal hanya kami berlima. Terus nanti bikin tenda di sana barbeque-an,
makan bareng, bercanda, bertukar cerita kayak yang sering kami lakukan dulu.
Bukan
karena jarak yang jauh (dari Surabaya ke Ponorogo cuma butuh jarak tempuh 5
jam), sehingga aku tidak bisa mewujudkan hal itu. Hanya saja, lagi-lagi
pekerjaan yang nggak memungkinkan untuk aku untuk mewujudkan mimpi sesederhana
itu, dalam waktu dekat. Setidaknya, aku butuh libur tiga hari untuk bisa pulang
dan mewujudkan mimpi itu. Hanya saja, libur tiga hari itu kayaknya mustahil
banget untuk waktu dekat ini.
Ya,
mimpi yang sederhana. Tapi itu sangat berarti dan ingin sekali aku wujudkan.
Akhir-akhir ini, setelah aku dan saudara-saudaraku sudah sama-sama dewasa, sibuk
dengan urusan masing-masing─bahkan dua saudaraku sudah berkeluarga─kami jadi
jarang sekali berkumpul dan ngobrol santai seperti dulu. Terlebih dua saudaraku
sekarang sudah berkeluarga.
Kadang
aku suka ngerasa jadi anak durhaka karena untuk sekedar meluangkan waktu demi
bertemu orangtua saja nggak bisa. Agak egois memang. Aku lebih memilih
pekerjaan daripada orangtua. Untuk kalian yang juga ada diposisiku, pasti
mengerti alasan kenapa aku melakukan itu.
Kemudian
ada mimpi sederhana yang kedua. Berkumpul kembali dengan sahabat-sahabatku.
Vina, Yuyun, Ikka, Umy, Dwi dan Reni. Enam sahabat masa kecilku. Enam sahabat
gilaku. Enam sahabat yang juga sering beradu argumen denganku. Yang hanya dengan
mereka aku bisa menjadi diriku sendiri. Yang hanya dengan mereka aku bisa
merasa bahwa dunia ini begitu indah. Yang hanya dengan mereka, aku merasa bahwa
bercanda itu adalah hal yang sangat menyenangkan. Yang hanya dengan mereka, aku
bisa bilang bahwa ‘sahabat itu bukan cuma bisa membuatmu tertawa, tapi juga
menangis’.
Tidak
jauh beda dengan keluargaku, mereka sangat penting bagiku. Mungkin mereka nggak
tahu, tapi aku sungguh merasakan itu. Setiap kali pulang, aku selalu
menyempatkan untuk bisa berkumpul dengan mereka. Walaupun pada kenyataannya
selalu ada yang nggak bisa hadir karena kesibukan masing-masing dari kami.
Dua
mimpi sederhana yang ingin kulakukan, karena kenyataannya aku nggak bisa hidup
tanpa mereka. Karena aku sangat membutuhkan mereka. Karena mereka adalah bagian
dari hidupku. Dan karena mereka, adalah sebagian dari bahagiaku.
Dua
mimpi sederhana, yang sulit untuk diwujudkan karena situasi dan kondisi yang
tidak mendukung. Satu harapan yang ada, saat lebaran nanti. Semoga, semoga
Tuhan berkenan mewujudkan mimpiku itu. Amin.
jauh dari keluarga memang membuat kita selalu rindu berapapun jaraknya, saya pernah jadi perantau juga mbak jadi paham dengan situasi yang mbak rasakan., semoga impiannya terwujud aamiin. terimakasih atas partisipasinya ya
BalasHapusAmin, Insya Allah. Terima kasih kembali.
Hapus