Seringnya
kita lupa kalau tubuh kita ini nggak mungkin akan selalu sehat. Sedisiplin apa
pun kita mengatur asupan makanan, olahraga, dan istirahat yang cukup. Bahkan,
dengan gaya hidup sehat yang kita terapkan sekali pun, resiko untuk terkena
penyakit itu selalu ada. Entah ringan atau pun berat. Kita tidak pernah tahu
bukan, apa rencana Tuhan untuk kita?
Kalau
menurut saya, penyebab kita terkena sakit itu ada tiga hal. Yang pertama, karena
gaya hidup kita yang tidak sehat. Kedua, faktor keturunan (tahu kan, kalau ada
beberapa sakit yang memang bisa menurun ke generasi selanjutnya?). Dan ketiga,
cobaan.
Disaat
kita sehat, kita sering berbuat sesuatu yang sebut saja ‘salah’. Dalam hal apa
pun. Mungkin kita suka jahat terhadap orang lain, berbicara kasar, melawan
orangtua, melakukan kecurangan-kecurangan dan masih banyak lagi kesalahan yang
lainnya. Kemudian, Tuhan menegur kita dengan sakit. Sebenarnya kita harus
bersyukur karena itu artinya Tuhan masih menyayangi kita. Tapi, tidak sedikit
pula orang yang sudah ditegur dengan sakit, tetapi dia masih tetap saja
melakukan kesalahan-kesalahan.
Saat
ini, saya bekerja di sebuah Yayasan Sosial di Surabaya. Empat kali dalam
seminggu kami mengadakan bakti sosial pengobatan dengan metode Therapy Longevitology
(terapi energi alam). Banyak sekali orang yang datang untuk berobat. Berusaha
untuk memperpanjang umur. Berjuang untuk sembuh. Mulai dari yang sakit ringan
sampai sakit berat seperti tumor, kanker, AIDS, ALS, lupus dan berbagai macam sakit berat
lainnya.
Saya
suka mengamati pasien-pasien tersebut. Ada yang legowo menerima sakitnya dan
telaten melakukan pengobatan. Tetapi tidak sedikit pula yang tidak bisa
menerima sakitnya kemudian mereka menjadi pribadi yang sangat menyebalkan. Terlalu
sensitif dan mudah tersinggung, kasar, temperamental.
Saya
bersyukur Tuhan menempatkan saya dalam posisi saya saat ini (bekerja di tempat
kerja saya yang sekarang dan bisa melihat orang-orang sakit tersebut). Saya jadi
banyak berpikir, bahwa ketika kita sehat seringnya kita melupakan kewajiban
kita terhadap Tuhan, sering melakukan kesalahan-kesalahan. Dari sini pula saya
jadi sadar bahwa sakit datang tidak memandang gender, usia, status sosial, status ekonomi, ras. Sakit bisa
menyerang siapa saja.
Inti
dari apa yang saya sampaikan di atas adalah, di saat kita sehat, marilah kita
berbuat sesuatu yang bermanfaat, menjadi orang yang baik, yang berguna untuk
orang lain, tidak melupakan Tuhan. Jangan menunggu ditegur dulu baru kita mau
bertobat dan berbuat baik.
Semoga,
cerita saya di atas bisa bermanfaat untuk orang lain. Dan bisa menjadi
pengingat bahwa masih ada Tuhan di atas kita yang siap menegur kita setiap saat
dengan caranya yang kadang cukup sulit untuk kita terima. Tapi percayalah,
Tuhan tidak akan menguji kita di luar batas kemampuan kita.
^_^
Anis
hidup tak akan bernilai tanpa bersyukur
BalasHapusNah. Tepat sekali.
Hapus