Percaya
nggak percaya, masa putih abu-abu atau masa SMA nggak akan pernah hilang dari
memori kita, nggak akan pernah lepas dari kenangan kita. Pasti semua akan
setuju kalau aku bilang bahwa, masa-masa SMA itu adalah masa yang paling indah.
Sejujurnya masa itu adalah masa yang paling aku rindukan dan kalau bisa aku
ingin kembali ke masa itu (walau aku tahu kalau itu mustahil… L).
Disana
banyak sekali hal yang terjadi. Mulai dari masa orientasi, perkenalan,
persahabatan, persaingan, pertengkaran, hingga akhirnya semua itu menjadi
kenangan yang tak terlupakan.
Kalau
aku, di masa itulah aku merasa menjadi remaja yang bandel. Suka protes, suka
memberontak dan suka menuntut. Aku ingat banget bagaimana bandelnya aku dulu.
Seperti anak SMA kebanyakan, sewaktu kelas sepuluh saat masih menjadi anak SMA
baru, aku masih sangat patuh dengan peraturan yang ada di sekolah. Begitu naik
ke kelas sebelas, perubahan itu mulai terjadi.
Yang
tadinya kemeja dimasukkan dengan rapi, berubah jadi nggak pernah dimasukkan.
Rok yang tadinya panjang di bawah lutut, berubah jadi pendek selutut. Kaos kaki
yang tadinya panjang sebetis, berubah jadi pendek semata kaki. Dan rambut yang
tadinya hitam legam, berubah warna jadi biru keunguan.
Belum
lagi kebiasaan telat saya setiap hari. Malamnya begadang gara-gara nonton film
kalau nggak baca novel, paginya bangun kesiangan, ketinggalan bus, telat sampai
sekolah, minta surat izin guru piket, kena omel panjang lebar. Dan yang paling
bikin malu adalah, hukuman sosial yang berupa tugas mencabuti rumput lapangan
dan bersih-bersih ruang guru. Duhh…. malunya guys. Belum lagi nanti pas sampai kelas masih kena omel lagi sama
guru.
Kemudian
diberlakukannya peraturan baru oleh guru ekonomi di sekolahku (emang dasar guru
ekonomi, yang ada dipikirannya cuma uang melulu). Jadi, setiap kali terlambat
masuk kelas, waktu itu kena denda uang. Baju nggak dimasukkan juga kena denda
uang. Sampai akhir tahun itu uang hasil pelanggaran bisa dipakai buat sewa bus
untuk rekreasi bersama (serius, nggak bohong) karena saking seringnya
murid-murid melanggar dua peraturan itu.
Hal-hal
kayak begitulah yang sebenarnya sangat aku rindukan. Candaan di kelas pas jam
pelajaran, nge-bully teman bahkan
sampai nge-bully guru sampai bikin
beliau nangis (yang ini jangan ditiru… dosa!) sorakan-sorakan norak,
teriakan-teriakan jahil. Bolos pelajaran, bolos sekolah. Nongkrong di UKS
sampai akhirnya kena omel guru jaga karena berantakin UKS. Nongkrong di KOPSIS
pas jam pelajaran sambil nonton acara musik. Nongkrong di belakang kelas. Nyolong
mangga di kebun sekolah. Bolos jam olahraga dengan alasan nyeri datang bulan.
Telat di ahri Senin dan nggak ikut upacara yang akhirnya dihukum hormat di bawah
tiang bendera kalau enggak disuruh keliling sekolah sambil bilang ‘saya
terlambat datang ke sekolah, saya tidak ikut upacara, dan saya berjanji tidak
akan mengulanginya lagi’ (tapi masiiih saja dilanggar). Duhh… masa-masa konyol
bin bodoh itulah yang sangat bikin kangen.
Satu
lagi yang nggak pernah lepas dari masa SMA. Cinta. Iya, C.I.N.T.A. Love. Naksir teman sekelas, naksir kakak
kelas, naksir si kapten basket yang populer, naksir ketua OSIS yang nerd tapi pinter dan ganteng, naksir
cowok kelas sebelah yang cool. Kalau
aku pribadi, dimasa inilah aku mengalami yang namanya cinta pertama. Karena
sampai sekarang pun aku masih menyukai orang itu (curhat colongan… J).
Mojok
berdua di kantin, ngobrol berdua di bawah pohon trembesi depan sekolah, janjian
ketemu di toilet pas jam pelajaran, pulang bareng, duduk sebangku. Eitsss….
Tapi aku nggak punya sejarah tentang hal-hal yang baru kusebutkan, lho. Itu yang
aku lihat dari teman-temanku (serius, nggak bohong).
Dan
akhirnya perpisahan itu pun terjadi. Selepas SMA, semua sibuk menggapai mimpi
untuk masa depan. Komunikasi semakin jarang, pertemuan jauh berkurang. Sampai
akhirnya lost contact dan nggak pernah
bertemu selama bertahun-tahun.
Kenangan-kenangan
itu sering melintas baik saat kita sadar maupun dalam mimpi kita. Kita
merindukan masa itu, ingin mengulang masa itu, tapi kita nggak bisa
mewujudkannya. Kini, semua menjadi sibuk dengan urusan masing-masing. Bahkan
nggak jarang masa SMA itu hanya sekedar
kenangan untuk sebagian orang.
Sapalah
sahabat-sahabat SMA kalian dulu. Biar bagaimana pun, mereka menyumbang kenangan
dalam memorimu. Biar bagaimana pun, kamu pernah berbahagia bersama mereka.
Kalian pernah sama-sama bercita-cita. Kalian pernah bercanda tawa, kalian
pernah saling mendukung, kalian pernah gila-gilaan bareng.
Jangan
biarkan kesibukanmu sekarang menjadi dinding pembatas yang akhirnya menjadi
semkain tinggi karena kamu nggak pernah berusaha untuk meruntuhkannya. Sapalah
mereka, sebelum kalian menyesal karena terjadi sesuatu yang nggak memungkinkan
kalian bertemu lagi dengan mereka.
Anis
^_^
Berikut
adalah beberapa quotes tentang persahabatan.
“Saat-saat seragam
putih abu-abu mendominasi. Hari-hari yang dimuali dengan kejamnya orientasi,
lalu perkenalan, lalu persahabatan, lalu kenangan.” ~Winna Efendi (Remember
When)
“A
friend is someone who knows all about you and still loves you.”
~Elbert Hubbard
“Berikan senyuman
tuk sebuah perpisahan. Kenanglah sahabat… kita untuk slamanya.” ~Bondan Prakoso
(Kita Slamanya ♫)
“But when we leave this year we
won't be coming back. No
more hanging out cause we're on a different track. But when we leave this year
we won't be coming back.”
~Vitamin C (Graduation ♫)
wahahahaha bandel kakak ya waktu SMA hahah
BalasHapusHahaaa.... begitulah. Tapi percayalah, kebandelan itu yang suatu saat akan membuat kita merindukan SMA.
Hapusmasa SMA adalah masa yang takan pernah terlupakan dalam sejarah hidup kita,karena di masa putih abu-abu ini kita mencari jadi diri kita mulai dari yang namanya cita hingga cinta.
BalasHapus