Kalau saja Ibu
tahu? Betapa irinya saat aku melihat keluarga bosku lagi kumpul. Anak-anak
mereka yang manja-manjaan sama Mamanya. Anak-anak mereka yang bercanda, tertawa
bareng, berantem. Apalagi kalau lihat bos ngelakuin hal-hal kecil yang itu
sangat aku inginkan. Misalnya dia benerin rambut anaknya yang berantakan. Atau
sekedar ngusap kepala anaknya.
Aku juga
ingiiin banget setiap aku bangun tidur orang yang kulihat pertama kali adalah Ibu.
( biasanya Ibu lagi sibuk sama kompornya, bikin sarapan buat suami sama
anak-anaknya )
Aku juga
ingin setiap aku bangun kesiangan ada yang membangunkanku. Aku ingin setiap
berangkat kerja pamit ke Ibu. Mencium tangan Ibu, memeluk Ibu. Mengucapkan
salam dan menerima bekal yang Ibu siapin buat aku. ( aku suka nangis pas lagi
makan inget Ibu, pengen makan masakan Ibu ) Mendengar pesan Ibu, “Hati-hati di
jalan. Kerja yang serius.
Aku ingin,
saat aku pulang kerja Ibu menyambutku dengan senyum lembutnya. Yang bisa
membuat hatiku tenang. Senyum yang mampu menghilangkan letihku.
Taukah, Ibu?
Kadang aku tersenyum miris atas kelakuan konyolku saat kangen Ibu. Menatap foto
Ibu dan bertanya, “Ibu lagi ngapain?” atau “Aku kangen, Bu.” Atau mencium fotomu
sesaat sebelum tidur.
Ibu, terima
kasih telah menjagaku selama dirahimmu. Dari minggu pertama sampai Minggu ke
tiga puluh enam. Terima kaish atas pengorbannanmu dalam melahirkanku. Terima
kasih atas perjuanganmu untuk merawatku, mendidik dari bayi sampai sebesar ini.
Terima kasih
untuk setiap belaian tanganmu. Terima kasih untuk senyum hangatmu yang
menenangkanku saat aku emosi.
Terima kasih
untuk pengorbananmu, kerja dari pagi sampai malam untuk biaya sekolahku. Aku
amsih inget, bagaimana bahagianya aku saat menerima sepeda pemberian Ibu.
Sepeda yang Ibu beli dari hasil kerjamu.
Bagiku, Ibu adalah
hidupku. Terasa hamapa saat jauh darimu seperti saat ini. Terasa kurang saat
sehari saja tidak melihatmu.
Dibalik
sikap lembutmu, kadang engkau juga berteriak saat aku membuatmu kesal atau
melawanmu. Aku tahu, Ibu hanya ingin menegaskan bahwa, “Aku ini Ibumu. Aku
tidka mengharapkan imbalan apapun darimu selama mengasuhmu. Hanya saja, hargai
aku sebagai Ibumu. Sebagai orangtuamu.”
Ibu, aku
minta maaf atas semua air mata yang engkau curahkan karena aku. Aku sungguh,
sungguh menyesal setiap kali berkata keras padamu, menutup telepon darimu karena
jengkel sinyal buruk. Marah-marah. Padahal itu bukan salah Ibu.
Maaf karena
sering menjadikan Ibu sebagai sasaran kejengkelanku atas orang lain. Maaf untuk
membuatmu berdebat bahkan sampai bertengkar dengan Ayah hanya karena membelaku.
Hanya karena membela sikap egoisku.
Terima
kasih, Ibu. Aku sangat, sangat,
SANGAT mencintaimu.
Membaca artikel Mbak Antika, serasa mengingatkanku pada sosok luar biasa yang menjad insiprasi dan motivasi terbesar dalam hidupku. Ya, ibu. Berkat ibu-lah kita terlahir di alam dunia. Lewat perjuangannya-lah kita menikmati nikmatnya dunia, menyelami makna yang tersembunyi di dunia ini.
BalasHapusIbu. Ah, kalau kita membahas Ibu, tentu tak akan ada ujungnya. Ibu adalah sosok luar biasa. Ia tak akan pernah lelah untuk menyayangi anaknya. Ia rela bersusah payah demi anaknya. Walau sebenarnya ia sangat sedih pun, ia tetap mencoba tersenyum. Mengguratkan kebahagiaan di wajahnya.
Mungkin kita, saya khususnya mungkin masih belum bisa membahagiakan Ibu. Tapi, ibu selalu berusaha untuk membahagiakan anaknya, apa pun caranya. Tapi, aku yakin esok pasti akan tiba masanya. Aku akan bahagiakan Ibu. Ku ingin ia merasakan bahagia dan melihat ia menyunggingkan senyum kebahagiaan. Semoga ku bisa membahagiakannya. Itu impianku.
Nama : RusDiana Rahmadhani
Fb : RusDiana Rahmadhani
Twitter : @RusdianaRahmaD
Terima kasih, Mbak.
Hapusjadi sedih kak :') . saya juga pernah membuat ibu marah atas perlakuanku tanpa aku sadari ibu lah yang telah membesarkanku dengan kasih sayang nya , memelukku dengan kerinduannya , menciumku dengan rasa cintanya sebagai seorang ibu . ibuku juga sering membuatkan ku bekal untuk sekolah , walaupun lauknya sederhana tapi terasa istimewa saat menyentuh lidah . jadi setelah membaca artikel ini saya ingin cepat cepat pulang ke rumah memeluk ibu mencium ibu dan makan masakan ibu . thanks ibuku , mungkin kaulah satu satunya manusia yang paling istimewa yang ada di dalam hidupku . satu pesan untuk ibu ku "jangan pergi sebelum aku membahagiakan mu dan mengajakmu ke tanah suci mekkah" #amien
BalasHapustwitter : @MuhFarhanID
fb : farhan anag bogansai
Aku pengen nangis lho baca komen kamu Farhan. Jadi kangen Ibu
HapusRUSDIANA... Selagi kamu masih tinggal dengan Ibu, perlakukanlah dengan baik. Jangan kayak aku, tinggal jauh dari Ibu. Serasa jadi anak durhaka.
BalasHapusMembaca postingan ini bikin aku teringat sama tulisanku juga, sama aku juga menulisnya dalam bentuk surat dengan judul "surat cinta untuk ibu"..
BalasHapusJadi ngebayangin semua perjuangan dan pengorbanan ibuku dari aku masih mendekam di dalam rahimnya sampai sebesar ini. Terutama perjuangan ibuku saat waktu sepertiga malam harus menjajakan jualannya ke pasar, demi anak-anaknya dapat menelan sepiring nasi dan dapat melanjutkan sekolah..
aku juga ikut merasakan apa yang anis rasakan dalam postingan di atas, betapa pilunya saat rasa rindu merajam hati ingin jumpa dan meluk ibu tapi terhalang oleh jarak, karena aku dulu pernah jauh dari ibu aku pernah jadi anak kost selama kuliah.
Bicara tentang ibu memang sesuatu yang tak akan pernah bosan untuk di ulas. Bagiku Ibu adalah matahari yang tak pernah terbenam. Pengorabanan dan kasih sayangnya tak tertakar.
---------------------------------------------------------------------
Oh iya salam kenal yah :)
Selamat ulang tahun Anis , semoga sukses untuk cita dan cintanya. Selalu Bertabur kebahagiaan dalam hidupmu. Berguna untuk diri sendiri, orang tua, agama dan bangsa.
Keep writing yah...
Nama : Dewi Sri
Twitter : @dewisrii_
~Salam blogger :)
Amin. Terima kasih. Terharu lho baca komen kamu. Sampe berkaca-kaca gitu.
Hapus*ngelap mata pake tisyu nih
Membaca, menikmati dan mendalami setiap kata demi kata, kalimat demi kalimat yang ditulis Mbak Antika mengingatkan Ibuku. Ya, Ibu adalah sosok yang istimewa dan mulia bagiku. Ia takkan pernah lelah berjuang dan pantang menyerah demi anaknya. Aku juga mengalami apa yang Mbak alami. Jauh dari Ibu, merindukan kasih sayang Ibu. Andai Ibu ada di dekatku terus, ia akan ku peluk mesra dan selalu membahagiakannya. "Aku yakin nanti ku pasti bisa membahagiakan Ibu. Pasti, "janjiku. Ibu adalah harta teragung yang ku punya, sumber motivasiku, matahari inspirasiku. Semoga kita selalu mengingatnya dalam dekapan kasih sayang Ibu.
BalasHapus***
Salam kenal ya, Mbak Anis Antika. Semoga sukses, tercapai cita-cita dan impiannya. Tambah dewasa, cerdas dan terus berproses menjadi pribadi yang lebih baik. Terimakasih.
Nama: Firmanda Taufiq
FB: Firmanda Taufiq
Twitter: @firmandataufiq
Pasti. Tuhan pasti memberi jalan untuk mereka yang berniat membahagiakan orangtuanya.
HapusCerita suratan untuk Ibu memang nggak akan pernah ada habisnya, terharu Kak sama suratnya :))
BalasHapus@asysyifaahs