Kenapa saya bilang Jogja itu kota romantis? Ya karena menurut saya memang begitu. Romantis, klasik, elegan. Banyak bangunan-bangunan tua bersejarah yang kayaknya tuh asyik saja gitu untuk berdua pacar. Menikmati sejarah sekaligus pacaran. Hhhh>>
Buat saya, segala sesuatu yang berbau klasik
itu terkesan romantis. Nggak tahu pastinya kenapa, hanya saja seperti ada… apa
ya nyebutnya. Semacam aura tersendiri yang memancarkan keromantisan itu.
Dua tempat teromantis di Jogja versi saya.
Pertama, jalan Malioboro. Siapa sih yang nggak
pernah dengar nama itu? Kalau mendengar nama Jogja yang terlintas pertama dikepala
pasti Malioboro. Pusat angkrinagn anak muda Jogja kalau malam hari ( untuk yang
nggak suka angkringan pinggir jalan, di Malioboro banyak juga terdapat café dan
restoran ).
Mereka bergerombol atau entah hanya berdua
pacar. Makan Gudeg atau sekedar ngopi dan bercengkrama di angkringan. Diiringi
alunan merdu suara musisi jalanan (menurut saya musisi jalanan Jogja itu
bersuara keren semua─nggak salah dikasih julukan kota seni).
Apalagi kalau nyanyi lagu Jogjakarta-nya Kla Project. Makin dapet suasana
Jogja-nya.
Ditambah lagi pencahayaan Malioboro yang
seperti mendukung keromantisan. Lampu jalanan yang berwarna kuning. So romantic. Terkesan hangat, lembut,
elegan dan cantik.
Kedua, pantai Parangtritis. Tepatnya senja di
Parangtritis. Siapa coba yang nggak setuju kalau senja di Parangtritis itu
nggak romantis? Angkat tangan coba! (mungkin mereka-mereka yang belum pernah
kesana kali, ya yang berpendapat seperti itu)
Sebenarnya, senja mau dimana saja, buat saya
selalu romantis. Cahaya jingganya itu yang bikin romantis. Layaknya lampu jalanan
warna kuning tadi.
Pantai Parangtritis dengan tebing-tebing
dibeberapa sisi. Pasir hitam yang lembut. Suara ombak yang sedikit ganas kalau
sore hari. Hembusan angin. Cahaya jingga yang memantul di air laut.
Laut Parangtritis itu terletak di sisi
selatan. Jadi sisi baratnya itu separuh pasir separuh lagi laut. Nah, keren
banget itu kalau Matahari senja pas berada diantaranya. Cahaya jingganya akan
memantul kelaut dan ke pasir basah yang sedikit digenangi air. Eksotis banget.
Romantis.
Biasanya pasangan-pasangan bertahan disana
sampai gelap. Mendengar ombak sambil menikmati sisa senja ditambah Jagung
bakar. Emm…
Halo, Anis! Nggak usah pakai mbak nggak papa, ya? :D
BalasHapusNyebut Jogja kota romantis, setuju banget!
Jalan Malioboro romantis? OKe, bolehlah! Tapi, lebih romantis lagi saat jalan-jalan di malam hari saat ujan. Yap, itu pengalaman aku beberapa minggu yang lalu. Aku nggak cuma jalan-jalan di jalan sentral Malioboronya saja, aku juga masuk gang-gang kayak Sosrowijayan yang model gangnya asik banget. Selain bertabur hotel, dan motel, banyak toko-toko buku bekas dan barang lawas yang bikin suasana makin romantis. Beberapa mural jadi hiasan tembok2nya, plus gambar tapak kaki yang makin eksotis. Coba, deh ke daerah sana, kamu bakalan terpesona pasti!
Dan untuk Pantai Parangtritis, sorry…aku nggak sependapat. Oke, kalau Parangtritis jaman dulu memang keren. Sekarang, NO! Parangtritis kotor, senjanya nggak secantik dulu. Coba deh ke daerah Gunung Kidul, masih daerah Jogjakarta juga. Disana banyak pantai yang masih alami. Atau ke daerah Pacitan, ada Klayar yang matahari senjanya bikin nggak mau pulang.
Dian S Putu Amijaya
@DeeLaluna
belum pernah pergi ke jogja sih , tapi setelah baca artikel ini jadi pengen banget liburan ke jogja ingin melihat malioboro,pantai parangtritis, bangunan bangunan tua yang bersejarah dan yang pasti ingin cobain kue khas daerah sana , ingin juga makan gudeg karna di jogja surganya gudeg pasti menyenangkan. makasih ya kak atas artikelnya yang bagus ini . lanjutkan jadi blogging :) @MuhFarhanID
BalasHapusDIAN... Wahh.. kayaknya harus dicoba tuh Sosrowijayan. Dengan nama buku disebut jadi pengen kesana. Apalagi buku bekas. Pasti banyak tuh buku zaman baheula. Gunung Kidul, dari dulu pengen banget ke sana. Tapi yg diajak nggamau. Entar deh aku paksa. :)
BalasHapusThanks yak buat infonya. Ditunggu pengumunan pemenangnya
MUHAMMAD.. Seriusan belum pernah ke Jogja? Kesana deh. Asli keren banget. Ngomong-ngomong soal kue khas, ada tuh di Parangtritis. Namanya Geplak.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusjogja memang sangat istimewa saya sudah berkali-kali ke jogja tapi tak pernah bosan-bosanya, jogja seperti mempunyai sihir yang bikin semua orang untuk berlama-lama tinggal di kota jogja. kalo malioboro yang paling kuinggat adalah tugunya yang kharismatik sekali seperti menjadi spot wajib untuk berfoto. kalo parang tritis pernah kesana waktu kecil mungkin sekarang lupa rasanya tapi parang tritis dulu seperti lautan pasir yang panjang dan indah dan air lautnya yang seakan berfilosofis haha :D
BalasHapus@dubidam11
Aku juga udah lama ga kesana sih. Masih cari waktu yg tepat
BalasHapusHai mbak Anis :D
BalasHapussalam kenal :)
Jogja ? kota klasik dengan keramahannya ... ya begitulah yang ku tahu tentang jogja dari teman-teman .
jujur saya belum pernah ke Jogja mbak hehe :D
dan saya pengen bangat ke jogja ...
dan salah satunya pantai Parangtritis ya itu... hehe :D
dulu pernah dengar tapi enggak terlalu tahu tentang pantai itu..
setelah mbak ceritain jadi tambah buat aku penasaran .Yeee *tos mbak aku juga Senja
Yup Senja...
menikmati Senja dikota Klasik itu.
Biasanya aku menikmati Senja di Halaman belakang rumah ku , ya walau hanya duduk -duduk sambil melepas kepenatan dari aktivas ku mbak hehe :D
Nama: Apria Ningsih Siregar
Facebook: Apria Ningsih Siregar
Twitter: @Giyuvi
Waah, sayang ya, Coba deh ke sana.. Pasti nggak nyesel dan malah pengen balik algi
Hapus