Jatuh
cinta padanya nggak pernah terpikirkan olehku. Sama sekali malah. Bahkan
awalnya aku sama sekali nggak tertarik dengannya.
Sentuhan-sentuhan
sekilasnya dikepalaku. Senyum hangatnya setiap kali berpapasan denganku.
Caranya memanggil namaku. Hal-hal kecil kayak begitu yang akhirnya membuatku
luluh dan mengakui bahwa aku jatuh cinta pada si cowok yang suka ganti-ganti
pacar dan selengekan itu.
Contoh
hal kecil yang dia lakukan, yang akhirnya membuatku jatuh cinta.
Dia
berjalan dari arah berlawanan denganku. Tersenyum. Selalu dengan sneyum
hangatnya. Bila hal itu terjadi, maka drum di dadaku akan bermain dengan
hebohnya. Membuatku hampir kehilangan napas saking nervous-nya. Dia berhenti tepat dihadapanku. Dengan tubuh
menjulangnya. Membuatku refleks menghentikan langkah juga. Kami saling tatap
untuk beberapa saat.
“Pagi.”
Dia menyapaku. Dengan suaranya yang setipe dengan Vino Bastian [tapi mukanya
jauh dari Vino Bastian… :)) ]
“Pagi.”
Jawabku dengan suara sepelan suara angin. Aku yakin dia tidak mendengarnya.
Tapi
dia tersenyum. Semakin lebar. Lalu mengusap puncak kepalaku. Dadaku semakin
jumpalitan. Kemudian dia berlalu meninggalkanku tanpa sepatah kata pun.
Ahh…
perlakuannya padaku, sekecil dan sesepele apa pun itu selalu sukses membuatku blushing. Membuatku bahagia. Membuatku
salah tingkah. Membuatku semakin menyukainya. Bahkan saat hanya mengingatnya sekarang
ini, dadaku masih kebat-kebit nggak jelas.